Dalam tulisan saya sebelumnya, saya menuliskan bahwa teologi dapat dipahami dalam dua pengertian. Yang pertama adalah pengertian kata yang berlaku secara umum. Yaitu pengertian teologi sebagai kata-kata atau wacana tentang Tuhan (theos, artinya Tuhan dan logia, artinya kata-kata atau wacana). Yang kedua adalah pengertian makna yang berlaku secara khusus. Pengertian yang kedua inilah yang menjadi tema tulisan saya kali ini.
Teologi yang dipahami sebagai sebuah wacana atau kata-kata tentang Tuhan meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan dan dengan demikian memahami Tuhan sebagai objek yang dapat diteliti. Pemahaman yang demikian tentu saja tidak alkitabiah.
Tuhan dalam pandangan Kristen bukanlah sebuah objek yang bisa diteliti. Manusia tidak bisa meneliti Tuhan karena manusia tidak bisa melihat Tuhan. Pemahaman orang Kristen tentang Tuhan tidak diperoleh dengan meneliti tentang Tuhan, melainkan melalui pengenalan di dalam setiap karya-Nya dalam kehidupan.
Manusia tidak bisa melihat Tuhan, tetapi karya, ciptaan dan penyertaan-Nya bisa dilihat dan dirasakan dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan cara inilah manusia mengenal Tuhan dan mengembangkan pemahamannya tentang Tuhan.
Karena Tuhan sedang dan terus berkarya dalam saluruh aspek kehidupan manusia maka pengenalan manusia tentang Tuhan terus berkembang. Oleh karena itu maka dalam pandangan Kristen, teologi itu memiliki pengertian yang dinamis, kontekstual, dan aplikatif.
Dinamis artinya pengertian teologi itu terus berkembang, kontekstual artinya pengertian teologi itu cocok dengan situasi dan kondisi yang melatarbelakanginya, dan aplikatif artinya pengertian teologi itu dapat diterapkan dalam kehidupan.
Dari uraian singkat diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa definisi teologi Kristen itu adalah "upaya manusia untuk mengenal Tuhan melalui karya, ciptaan dan penyertaan-Nya yang selalu dilihat dan dirasakan oleh manusia dalam seluruh aspek kehidupannya".